AYO KITA CEGAH CAMPAK!!

Beberapa waktu belakangan ini, saudara-saudara kita di Asmat, Papua, banyak yang menderita wabah penyakit campak, hingga pemerintah mengeluarkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Meskipun pada tanggal 5 Februari 2018 lalu status KLB telah dicabut oleh bupati setempat, tetap saja kita tidak bisa berdiam diri dan tidak peduli.

Apa itu campak?

Campak adalah sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari golongan paramixovirus. Penularan infesi penyakit ini sangat mudah, yaitu dengan percikan air ludah ketika kita batuk atau bersin. Virus penyebab campak ini bisa bertahan hidup di suhu kamar selama beberapa jam. Ia bisa menularkan vius tersebut kepada orang-orang yang berada di dekatnya.

Campak merupakan salah satu pembunuh paling kejam di dunia, terutama anak-anak yang berusia 5 tahun ke bawah. Menurut data World Health Organization (WHO) di tahun 2014, sekitar 114.900 anak meninggal di seluruh dunia akibat campak. Namun, campak tidak hanya menyerang anak-anak semata. Campak juga menyerang para remaja yang belum melakukan imunisasi kedua

Gejala-gelaja dari campak

Masa inkubasi dari paramixovirus setelah berada di daam tubuh kita, berkisar 10-14 hari. biasanya, setelah 10 hari, gejala-gejala flu like syndrome mulai terlihat, seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, nyeri sendi, dan mata merah.

Lalu, berselang 2-4 ke depan, mulailah timbl bintik koplik di rongga mulut. menyusul 3-5 hari ke depan, mulailah tumbuh ruam-ruam kemerahan di sekitar wajah. Ruam-ruam ini bisa timbul dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk macula ataupun papula. Meskipun begitu, jika ruam sudah mulai muncul ke permukaan kulit, maka akan terasa gatal yang luar biasa.

Setelah 1-2 hari, ruam akan turun ke leher, ke ekstremitas atas dan bawah, sementara ruam di bagian wajah mulai mmudar. Bersamaan dengan itu, penderita demam tinggi, hingga mencapai 40 derajat celcius.

Diagnosis campak

Diagnosis campak bisa ditegakkan dari hasil ananmesis yang baik dan pemeriksaan fisik. Jika masih belum yakin dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, doter bisa melakukan tes darah untuk memastikan, apakah ada IgM anti campak, lalu pemeriksaan darah tepi.

Pengobatan campak

Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh virus merupakan self-limiting disease, tak terkecuali campak. Tidak ada pengobatan spesifik untuk campak. Penderita harus beristirahat di atas tempat tidurnya sampai gejala mulai hilang dan demam mulai turun. Asupan nutrisi sangat dibutuhkan untuk membantu tubuh sembuh dengan sendirinya.

Pemberian asetaminofen untuk menurunkan demam. Jangan masuk sekolah terlebih dahulu sampai penderita dinyatakan sembuh dari campak, karena ia akan menularkan virus kepada banyak orang. Minumlah air yang yang banyak untuk mencegah dehidrasi, selain itu, minum air juga bisa mengurangi gelaja sakit tenggorokan.

Imunisasi Campak

Imunisasi merupakan proses memasukkan virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh kita dengan tujuan agar tubuh kita membentuk kekebalan terhadap penyakit tersebut. Hal ini bertujuan agar ketika kita berkontak dengan virus penyebab penyakit, tubuh kita sudah memiliki memori di T-cell dan resiko kita terkena penyakit tersebut lebih kecil.

Untuk mencegak campak, sesuai dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diberikan Imunisasi campak sebanyak 3 kali: yang pertama ketika berusia 9 bulan, lalu diberikan lagi ketika berusia 24 bulan, dan yang terahir ketika anak menginjak usia Sekolah Dasar (SD). Namun, jika di usia 15 bulan sudah diberikan vaksin MMR, maka di usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan imunisasi campak.

Measles, Mumps, Rubella

Di dalam vaksin MMR, sudah terdapat vaksin untuk campak. Usia untuk melakukan vaksin MMR adalah anak berusia 15-18 bulan, dengan jarak 6 bukan setelah imunisasi campak. Kondisi anak ketika mendapatkan vaksin MMR harus dalam kondisi sehat, karena vaksin MMR adalah virus yang dilemahkan. Jika anak sudah berusia 6 tahun, maka harus dilakukan booster.